Sudah. Cukup. Hentikan semua kata-kata metafora yang mematikan itu. Hentikan semua kata-kata pengandaian yang melemahkan iman itu. Hentikan semua hal-hal yang engkau dengar dari musuh-musuh Islam itu!
Berapa banyak akhirnya hari ini, kita saksikan orang-orang yang mundur dari jalan ini… Apa sebabnya? Karena istiqamah. Istiqamah itu mahal teman. Berapa banyak akhirnya hari ini, kita lihat mereka yang dulu di barisan ini, mencaci maki perjuangan saudara-saudaranya yang masih istiqamah di jalan dakwah ini? Banyak.
Lalu apa kabar dengan kita? Apakah cacian mereka melemahkan kita? Apakah hujatan mereka membuat kita bercerai berai? Apakah segala tipu daya mereka membuat kita berfikir untuk ikut mundur dari jalan dakwah ini saudaraku?
Jangan Pernah Berpikir Demikian…!!
Apakah kita lupa bagaimana Nabi Nuh harus berdakwah lebih dari 900 tahun agar tegaknya kalimat Allah di muka bumi? Atau apakah kita lupa bagaimana Nabi Yusuf AS harus dibuang oleh saudaranya saat kecil, kemudian di penjara saat dewasa sebelum akhirnya menjadi bendaharawan Mesir sekaligus seorang Nabi yang disegani oleh masyarakatnya? Bukankah masih sangat jelas dalam bayangan kita mengenai kerasnya perjuangan Nabi Muhammad SAW saat harus ditimpuki dengan kotoran, lehernya dijerat dengan tali, dikatai gila, diasingkan, dipukuli, bahkan berkali-kali nyawanya terancam dibunuh orang para kafir Quraisy?
Bukankah sudah jelas dalam kalimat-Nya
“Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” (At Taubah: 40)
Lalu kenapa kita tidak sadari, bahwa kesendirian, kelelahan, kekecewaan yang kita alami saat ini, bukankah itu hanyalah efek dari iman kita yang sedang melemah, bukankah saat itu seharusnya menjadi masa-masa untuk kembali mendekatkan diri kepada Allah? Lalu mengapa Antum memilih untuk meninggalkan jalan dakwah ini? Seharusnya kita meminta kepada Allah agar terus menemani kita dalam perjalanan dakwah ini.
Seharusnya segala ujian yang kita rasakan saat ini, membuat kita semakin berkaca pada kondisi saudara-saudara kita di Suriah, Palestina, Xinjiang, Mesir, Pakistan dan negara Islam lain yang hari ini masih diuji dengan ujian yang lebih berat dari kita. Apa yang membuat mereka terus bertahan? Istiqamah, dan yakin bahwa Allah selalu member kenikmatan atas segala ujian.
“Maka bersabarlah kamu (Muhammad) dengan kesabaran yang baik.” (Al-Ma’arij: 5)
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.” (Al-Baqarah: 155-156)
Maka untukmu tentara Allah teruslah berdoa agar Allah semakin mengistiqamahkan kita di jalan dakwah ini. Memintalah kepada Allah agar Allah tak menjadikan diri kita sebagai orang yang berguguran dijalan dakwah, karena kita belum pernah mempersembahkan apapun untuk Islam. Memintalah kepada Allah agar kita dipertemukan dengan seni kematian paling indah: Syahid di jalan-Nya, atau dengan kehidupan yang mewah: yaitu Hidup Mulia.
“Berdoalah kepada-Ku, Niscaya akan kuperkenankan bagimu”.
Untukmu tentara Allah, tetaplah istiqamah di Jalan Nya… Semoga kelak Allah akan mempertemukan kita di Jannah-Nya.
Tentang Penulis
Niken Kesuma Wardani
Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN SyaHid Jakarta. Mahasiswi biasa yang ingin hidup dan mati dengan cara yang luar biasa. “Teruslah Melangkah, hingga tak lagi ditemukan alasan kenapa harus melangkah”.